0

Pelantikan Anggota Legislatif RAKYAT TETAP SENDIRIAN ?

$rows[judul]

Pelantikan Anggota Legislatif

RAKYAT TETAP SENDIRIAN ?


Dosen Universitas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan

 

 

Ketika kata “wakil” dihubungkan dengan “rakyat” berarti memiliki konotasi bahwa seluruh urusan rakyat, baik dari yang kecil hingga yang besar diserahkan dan dipercayakan kepada para wakilnya untuk dicarikan solusi dan diselesaikan seluruh persoalannya.

Kalimat “wakil rakyat” jelas memiliki konotasi makna yang sangat dalam, jika benar-benar disadari  bahwa mereka adalah “wakil” untuk segala urusan yang menjadi beban rakyat, bukan sebaliknya menambah berat beban rakyat yang saat ini sudah semakin berat.      Wakil rakyat bukanlah jabatan yang sembarangan. Bukan pula dihuni oleh orang-orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang yang dipandang mampu menjadi sandaran rakyat, memperjuangkan hak hidup semua rakyat Indonesia. Filosofi inilah yang kerap akan muncul, setiap kali mendengar kalimat “wakil rakyat”.

Jika wakil rakyat memandang sebuah jabatan politik sebagai amanah, menunjukan sikap yang tegas dengan menolak segala macam praktek kolusi dan korupsi, mengutamakan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi dan golongan, melakukan imbauan-imbauan politis yang berdemensi moral untuk memerangi ketidakadilan, menggelindingkan proses demokratisasi dan keterbukaan, maka wakil rakyat tersebut telah bermain di rel politik kualitas tinggi/high politics.

Sebaliknya, jika wakil rakyat memandang jabatan politik untuk mempertahankan atau memperluas vested interests, mengesampingkan nilai-nilai moral dalam prilaku politiknya dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, politik yang tidak mendukung maksud amar ma’ruf nahi munkar maka wakil rakyat ini telah berada di rel politik kualitas rendah/low politics.

Wakil rakyat memang banyak yang pandai dan pintar tetapi yang lebih diperlukan adalah wakil rakyat yang mempunyai sikap, dengan begitu ia tidak mudah didikte, tidak mudah diarahkan dan tidak akan gentar berhadapan dengan resiko-resiko politik tertentu demi membela kepentingan rakyat.

            Wakil rakyat yang tidak mempunyai sikap, tidak akan responsif dan akan cenderung memiliki semangat datang, diam, duduk, duit. Mereka tidak akan mampu tampil sebagai wakil rakyat yang harus bicara demi dan atas nama kepentingan rakyat, keberadaan mereka hanya dijadikan stempel pembenaran tarhadap sebuah kebijakan, tak peduli kebijakan itu menyengsarakan rakyat atau tidak akhirnya rakyat tetap sendirian.

Dalam demokrasi, keberadaan lembaga perwakilan rakyat menjadi sentral. Lewat lembaga inilah, para wakil rakyat itu bisa mengkritisi jalannya pemerintahan. Tidak hanya mengkritisi, tugas mereka yang juga penting adalah bagaimana mengubah aspirasi rakyat menjadi kebijakan pemerintahan yang kemudian mampu memajukan kesejahteraan rakyat.

Kita berharap agar wakil rakyat berada di rel high politics, bersikap profesional dengan melepaskan egonya dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai wakil rakyat. Jangan sampai terbetik dalam benak mereka bahwa menjadi wakil rakyat berarti bisa menjadi kaya, punya jabatan prestisius, status sosialnya tinggi, dan punya banyak fasilitas. Jika itu terjadi, maka kita tidak akan melihat sosok-sosok wakil rakyat yang amanah, kita tidak akan menemukan sosok wakil rakyat yang setia mewujudkan  janji manisnya.

Janganlah wakil rakyat mencederai kepercayaan publik yang didapatkan dengan susah payah itu, dengan bertingkah pongah dan masa bodoh terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh rakyat. Rakyat akan bersikap skeptis jika kemudian mendapati wakilnya yang pongah dan masa bodoh, dan sikap skeptis itu akan berdampak pada munculnya apatisme bahwa ada atau tidaknya wakil rakyat sama saja, tidak  berpengaruh terhadap kehidupan mereka, akhirnya rakyatpun tetap sendirian.

Kita ucapkan selamat bertugas kepada para wakil rakyat, Semoga mampu menjalankan amanah rakyat ini dengan baik, fokus, tulus, dan lurus agar rakyat tidak sendirian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)