0

GONJANG GANJING ITUPUN TERJAWAB !! H. NAJAMUDDIN NAKHODAI UNISI

Oleh: Khairuddin,

Pemerhati Pendidikan

 

Hari bersejarah itupun sudah terukir, pada tanggal 21 Juli 2023 yang lalu, resmi dilantik Rektor Universitas Islam Indragiri (Unisi) Tembilahan.. Ketua Yayasan Tasik Gemilang bapak H. Edi Safwannur, SE.,MP  mengambuil Sumpah Jabatan terhadap Rektor Unisi terpilih Bapak Dr. H. Najamuddin, Lc.,M.A untuk masa periode 2023-2027 dihadiri Bupati Indragiri Hilir Bapak H. M. Wardan. Pelantikan yang berlangsung hidmat ini, dilaksanakan  di Aula Hotel Top 5 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau.

Satu minggu berselang usai dilantik sebagai Rektor, tepatnya hari Jum’at tanggal 28 Juli 2023,  Rektor Unisi resmi melantik dan mengambil Sumpah Jabatan para Dekan dan Ketua Prodi dilingkungan Unisi.

Peristiwa hari bersejarah ini  sekaligus menjawab gonjang-ganjing yang terjadi selama ini ditengah masyarakat, yang memprtanyakan siapakah yang akan menjadi nakhoda kapal yang bernama Unisi.

Banyak harapan  ditengah masyarakat yang penulis tangkap, barangkali harapan ini muncul secara spontan yang berangkat dari rasa cinta akan eksistensi perguruan tinggi yang bernama Unisi. Rasa cinta  ini melahirkan sekelumit tulisan sederhana yang  penulis rangkum, semoga bisa dijadikan bahan renungan  untuk kebaikan Unisi kedepan terutama bagi Rektor Unisi  dan jajaran dibawahnya yang baru dilantik.

Pertama; Adanya kesadaran untuk melakukan perubahan. Kesadaran ini perlu ditumbuhkan terutama bagi pimpinan perguruan tinggi Unisi, sehingga setiap kebijakan yang diambil semata-mata untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi. Kesadaran melakukan perubahan manajemen perguruan tinggi berangkat dari nilai filosofis bahwa mendidik manusia adalah tanggung jawab kita dan merupakan amal ibadah kepada Allah.  Filosofi ini akan merubah paradigma kita, agar bersungguh-sungguh untuk menata, mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya perguruan tinggi dengan cara membangun  teamwork yang kompak,  keterbukaan, mengakomodir berbagai kepentingan civitas akademikanya guna menghasilkan perguruan tinggi yang bermutu. Tanpa sikap-sikap seperti ini, akan sulit Unisi untuk terus eksis ditengah masyarakat bahkan barangkali akan lenyap dari muka bumi Indragiri Hilir.

Kedua;  Anggaran pendapatan belanja Unisi lebih banyak bergantung kepada masyarakat maka dari itu Unisi harus berupaya sekuat tenaga, bekerja semaksimal mungkin untuk merekrut mahasiswa sebanyak-banyaknya. Perlu strategi yang baharu untuk menarik simpati  masyarakat dalam melanjutkan pendidikan tinggi mereka di Unisi. Jika cara-cara yang dilakukan selama ini belum bisa menarik simpati masyarakat, maka perlu dievaluasi,  apakah  kerjasama promosi yang dibangun telah memberikan kontribusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Inilah tantangan yang berat bagi Rektor dan jajarannya yang baru dilantik agar bisa membangun sebuah straregi yang ampuh sehingga timbul rasa simpati masyarakat untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Unisi.

Ketiga, Ujung tombak perguruan tinggi sesungguhnya berada ditingkat Fakultas dan Prodi karena fakultas dan prodi dibentuk untuk memperkuat eksistensi Universitas.  Membutuhkan dukungan sarana dan prasarana yang memadai seperti laboratorium, alat-alat praktek  dan lain-lain sebagai wadah untuk penelitian dan sekaligus mendukung proses belajar mengajar. Tanpa sarana dan prasarana yang memadai ditingkat fakultas dan prodi, pengembangan ilmu dan pembuktian teori akan sulit dilakukan. Untuk menjadi Universitas “Besar” penataan sarana dan prasarana fakultas dan prodi harus dilakukan.

Keempat, Menuju Universitas Riset. Paradigma universitas riset adalah suatu pandangan dimana perguruan tinggi dalam menjalankan aktivitas akademiknya berbasis riset (penelitian). Paradigma universitas riset bukan berarti perguruan tinggi Unisi semata-mata menjalankan riset dan mengabaikan bidang pengajaran dan pengabdian masyarakat justru  pengajaran dan pengabdian masyarakat menyatu dan tidak dapat dipisahkan dengan riset sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi. Selama ini banyak perguruan tinggi lebih dominan menjalankan aktivitas pendidikan/pengajaran dan pengabdian masyarakat  bila dibandingkan dengan aktivitas riset/penelitian, jika ini terjadi terus menerus maka universitas tidak dapat berkembang dengan baik.

Unisi adalah sebuah organisasi, maka sebagai sebuah organisasi yang terpenting adalah civitasnya harus satu jiwa, satu pikiran guna  mensukseskan apa yang ingin dicita-citakan oleh perguruan tinggi melalui visi dan misinya. Jangan menanamkan ego antara civitas yang satu dengan civitas yang lainnya. Ketika dalam organisasi terdapat orang-orang yang masih mempetahankan keegoannya maka organisasi itu hanya punya program tapi tidak ada kegiatan yang dilaksanakan alias jalan ditempat. Jabatan yang diemban bukan untuk bangga-banggaan atau gagah-gagahan tapi harus tertanam didalam diri rasa  tanggung jawab terhadap jabatan tersebut.  Kalau poin tersebut ada dan dimiliki masing-masing anggota maka yakin dan percaya organisasi  ini bisa mencapai visi dan misinya.

Prinsip pengembangan kampus kedepan harus berpedoman kepada Al-muhafadhotu ‘ala qadimis sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah. Artinya Menjaga hal lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik. Sebagai contoh, fakultas dan prodi yang sudah ada harus kita jaga dan tingkatkan kualitasnya, dan prodi baru perlu kita buka untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia berkualitas, namun semua ini tergantung kepada komitmen dan konsisten menegakan profesionalitas dan integritas sebagai pejabat dilingkungan kampus.

Bagi pimpinan Unisi yang baru, kita ucapkan selamat mengemban tugas dan tanggungjawab. Jadikanlah kritik dan keluhan sebagai vitamin yang amat berguna bagi kesehatan universitas,  sehingga dapat membawa Unisi  menuju sebuah universitas yang berkualitas.

Selamat bekerja!!!

 

                             

 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)